Sabtu, 29 Januari 2011

Megawati Enggan Komentari Pembagian Buku SBY di Sekolah

Tidak semua kebijakan pemerintah menjadi sasaran kritik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Misalnya saja soal pembagian buku profil SBY di sejumlah SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mantan Presiden itu enggan berkomentar.

Megawati meminta persoalan digunakannya Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengadaan buku, ditanyakan kepada pemerintah setempat.

"Ya tanyalah ke daerahnya. Jangan saya disuruh berkomentar terus," kata Megawati saat jumpa pers di sela-sela perayataan HUT-nya yang ke-64 bersama 1800 ibu hamil di Desa Cihideung Udik, Ciampea, Kabupaten Bogor, Kamis (27/1/2001).

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP yang juga putri Megawati, Puan Maharani, sudah melancarkan kritik perihal buku ini lebih dulu. Puan menilai pembagian buku itu sebagai upaya pencitraan SBY.

"Hari ini seharusnya tidak ada lagi yang harus dicitrakan untuk kepentingan sesaat," kata Puan.

Puan menilai, konten dari 10 seri buku tentang SBY yang dibagikan itu juga sangat berat untuk siswa SMP, dan bahkan mengandung unsur politis. Ia menduga hal itu berkaitan dengan kepentingan di Pemilu 2014.

"Anak SMP sekarang pada tahun 2014 adalah pemilih pemula yang akan memilih apa yang hari ini dicitrakan," kata dia.

"Jangan pakai uang rayat untuk kemenangan politis di 2014," tegasnya.

Sebelumnya, sepuluh seri buku tentang sosok, kiprah dan pemikiran SBY ditemukan beredar di sejumlah SMP di Kabupaten Tegal, Jateng. Buku-buku tersebut adalah Jendela Hati, Jalan Panjang Menuju Istana, Adil Tanpa Pandang Bulu, Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan, Menata Kembali Kehidupan Bangsa, Peduli Kemiskinan, Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil, Diplomasi Damai, Berbakti untuk Bumi, dan Merangkai Kata Menguntai Nada. Buku-buku itu diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar