Sabtu, 29 Januari 2011

Barisan Pendukung Luncurkan Buku 'Mengapa Sri Mulyani?'

ska peluncuran situs www.srimulyani.net akhir bulan lalu, barisan pendukung Sri Mulyani terus berkampanye. Melalui sebuah buku, sosok mantan menteri keuangan itu kembali dimunculkan secara positif.

"Bukan untuk men-counter tapi memberikan pandangan berimbang. Saya kira perdebatan Bank Century nyaris sudah tak ada lagi," kata penulis buku, Steve Susanto, di acara peluncuran buku 'Mengapa Sri Mulyani?' di Graha Niaga, Jl Sudirman, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

Steve mengatakan, buku ini ia tulis dari hasil diskusi harian para Facebooker 'Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati (KPI-SMI)'. Ia sendiri menginginkan agar semakin banyak orang yang melihat sisi lain Sri Mulyani melalui buku ini.

"Ungkapan beberapa pandangan yang tercatat dalam Facebook. Ada keanehan dan kejanggalan. Mereka melihat konstelasinya kalau Sri Mulyani ini menjadi korban politik. Padahal dia bukan orang politik, Sri Mulyani orang yang berjuang untuk negara dan bangsanya," tutur Steve.

Sementara, salah satu pembedah dalam acara peluncuran buku ini, Eep Saefullah Fatah, mengatakan, sebagai mantan Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan dampak yang signifikan membangun reformasi birokrasi. Masyarakat harus diberikan informasi seimbang untuk melihat sisi lain Sri Mulyani.

"Ini bukan buku yang mendalam. Ini famlet politik pendukung Sri Mulyani, Sri Mulyani tidak bersalah, Sri Mulyani layak didukung," kata Eep.

Buku setebal 202 halaman ini dibalut sampul berwarna putih. Foto Sri Mulyani dengan pose tertawa menjadi cover depannya.

Diskusi yang dipandu Wimar Witoelar ini mengupas tuntas sosok Sri Mulyani sebagai pribadi yang tegas soal integritas. Peluncuran buku ini juga membawa arah diskusi pada pencalonan Sri Mulyani menjadi calon Presiden 2014.

"Kalau dia ingin menjadi petarung politik tentu ada ikhtiar politik yang mau tidak mau harus melibatkan dirinya," saran Eep.

Acara peluncuran buku ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Eep Saefullah Fatah, Goenawan Muhammad, Wimar Witoelar, dan Rocky Gerung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar