Ketua MPR, Taufiq Kiemas menilai hasil survei Indobarometer yang menyebut Orde Baru lebih baik dari Orde Reformasi adalah salah. Menurut orang yang pernah dikekang pemerintahan Soeharto ini, Orde Baru tidak ada yang baik.
"Yang lebih baik kondisi Orba itu apa? Saya rasa salah, kondisi Orba yang baik apa? Saya rasa nggak ada yang baik," kata Taufiq usai menghadiri pemberian penghargaan Seputar Indonesia Award 2011 di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (17/5/2011).
Politikus senior PDI Perjuangan ini mengatakan, pemerintahan sekarang ini kurang sesuai target itu mungkin. Tapi kondisi saat ini pasti lebih baik dibanding era Orba dulu.
"Sampai sekarang nggak ada yang ditangkap. Demokrasi lebih bagus. Mau ngomong apa saja nggak ditangkap. Ngomongin anggota DPR, ngomongin menterinya gak ditangkap. Indikasi demokrasi kan kalau persnya bisa ngomong," ujarnya.
Taufiq menilai, pemerintahan sekarang tidak bisa mencapai target karena seluruh elemen bangsa kurang kompak.
"Mestinya kita kompak. Bersatu kita, bagaimana memajukan negara ini. Kritik yang kreatif, ada jalan keluar, jangan maki-maki saja. Seperti gedung DPR, gedung itu kan bagus atau enggak? Kalau gak bagus kan oke. Jangan dianggap jelek semuanya. Kalau saya menolak gedung baru," ujarnya.
Berarti reformasi sendiri masih ada harapan? "Kalau nggak ada harapan untuk apa," cetusnya.
"Yang lebih baik kondisi Orba itu apa? Saya rasa salah, kondisi Orba yang baik apa? Saya rasa nggak ada yang baik," kata Taufiq usai menghadiri pemberian penghargaan Seputar Indonesia Award 2011 di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (17/5/2011).
Politikus senior PDI Perjuangan ini mengatakan, pemerintahan sekarang ini kurang sesuai target itu mungkin. Tapi kondisi saat ini pasti lebih baik dibanding era Orba dulu.
"Sampai sekarang nggak ada yang ditangkap. Demokrasi lebih bagus. Mau ngomong apa saja nggak ditangkap. Ngomongin anggota DPR, ngomongin menterinya gak ditangkap. Indikasi demokrasi kan kalau persnya bisa ngomong," ujarnya.
Taufiq menilai, pemerintahan sekarang tidak bisa mencapai target karena seluruh elemen bangsa kurang kompak.
"Mestinya kita kompak. Bersatu kita, bagaimana memajukan negara ini. Kritik yang kreatif, ada jalan keluar, jangan maki-maki saja. Seperti gedung DPR, gedung itu kan bagus atau enggak? Kalau gak bagus kan oke. Jangan dianggap jelek semuanya. Kalau saya menolak gedung baru," ujarnya.
Berarti reformasi sendiri masih ada harapan? "Kalau nggak ada harapan untuk apa," cetusnya.