Sabtu, 26 Februari 2011

Marzuki Alie: TKW PRT Buat Citra Indonesia Buruk

 Ketua DPR Marzuki Alie meminta Menaketrans menyetop pengiriman tenaga kerja wanita pekerja rumah tangga (TKW PRT) ke berbagai penjuru dunia. Dia menilai, TKW PRT ini mencoreng citra Indonesia di luar negeri.

"PRT TKW itu membuat citra Indonesia buruk,"  kata Marzuki dalam diskusi yang digelar Kompas di Plaza Senayan, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Jakarta, Sabtu, (26/2/2011).

Dia menceritakan ketika bertemu Presiden Suriah beberapa waktu lalu, salah satu pembicaraan adalah TKW PRT. Presiden Suriah menjelaskan banyak kasus yang terjadi di Suriah karena kekurangan skill PRT Indonesia sendiri.

"Ada yang tidak bisa membedakan cairan setrika. Akhirnya menggosok baju seenaknya. Makanya majikannya marah. Wajar saja itu setrika menempel di tubuh pembantu," kisah Marzuki.

Dia lalu memberikan contoh lain tentang perilaku PRT TKW. "Ada yang pura-pura gila. Ada yang menggoda anak majikan karena ingin punya anak yang hidungnya mancung. Lalu ketika sudah lahir dan ingin pulang ke Indonesia karena anaknya tidak punya dokumen," tutur Marzuki di depan puluhan audiens ini.

Alhasil, dengan buruknya kualitas PRT ini membuat citra Indonesia tercoreng. Indonesia terkesan negara sangat miskin. Dampaknya, pegawai profesional dari Indonesia dibedakan standar gajinya dengan pekerja profesional negara lain.

"Saya setuju hentikan TKW PRT untuk sementara waktu. PRT sebaiknya tidak kita kirim karena memalukan. Sebaiknya dihentikan. Ini pendapat pribadi," tandas Marzuki.

"Mereka menilai Indonesia berdasarkan PRT, tapi tidak tahu betapa hebatnya bangsa Indonesia," cetus politikus Partai Demokrat ini.

Dia menilai, akar masalah rendahnya skill PRT Indonesia berada di dalam negeri. Seperti dinyatakan tidak cukup umur, lalu menggunakan calo. Belum punya skill, tapi tetapi ngotot berangkat.

"Kita mendorong Menakertans menyetop TKW PRT. Tapi kalau untuk perawat, bidan dan lain-lain silakan," tegas Marzuki.

Menara Eiffel Diancam Bom Lagi

Pihak Kepolisian Kota Paris menerima telepon gelap ancaman bom di Menara Eiffel dan Gedung Montparnasse, Paris. Ribuan turis pun dievakuasi dari dua ikon pariwisata kota Paris tersebut.

Ancaman itu diterima sekitar pukul 20.00 WIB waktu setempat, Jumat (25/2). Demikian ditulis AFP, Sabtu (26/2/2011).

Sekitar 1.700 turis dievakuasi dari Menara Eiffel. Polisi pun menutup menara itu sepanjang malam. Sementara dari Gedung Montparnasse, polisi mengevakuasi sekitar 300 orang.

Namun setelah penyelidikan, polisi tidak menemukan bom pada kedua bangunan ini. Kepolisan mencatat, sudah ketiga kalinya Menara Eiffel menjadi ancaman bom palsu alias hoax.