Malang - Kondisi cuaca tak menentu di Tanah Air diduga kuat sebagai penyebab ulat bulu (desiciria inclusa) yang jumlanya mencapai jutaan ekor menyerang enam desa di lima kecamatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Ini kemungkinan besar, karena disebabkan oleh anomali cuaca," ujar Kepala Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Dr. Ir. Totok Himawan saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Kamis (31/3/2011).
Dia menjelaskan, ulat bulu cepat berkembang biak sejalan dengan cuaca buruk terus terjadi. Para predator selama ini menjadi musuhnya, tidak mampu bertahan hidup dengan kondisi cuaca seperti itu.
"Ada namanya braconid dan apanteles, jenis predator yang biasa memangsa ulat bulu," terangnya.
Populasi ulat bulu dengan sendirinya, kata dia, tak terbendung. Seperti terjadi di wilayah Probolinggo. Kasus yang sama, sambung dia, bisa juga terjadi di daerah lain. "Matinya predator, bisa mengembangkan populasi hama. Dan itu bisa terjadi dimana-mana hingga merambah pemukiman penduduk," sambungnya.
Totok mengungkapkan, ulat bulu akan berkembangbiak secara cepat, di lokasi hama itu bertelur. Jika dalam perkembangbiakkannya pada tanaman mangga. Secara pasti
bersamaan sirkulasi pertumbuhan hama itu, jenis tanaman yang dihinggapi akan
habis diserang.
"Kalau disitu banyak mangga, ya tanaman itu yang habis diserang. Jika media pertumbuhan telah habis. Ulat itu akan berkeliaran," ungkapnya.
Selain anomali cuaca dan tingginya curah hujan, lanjut Totok, cepatnya perkembangbiakkan hama ulat bulu juga bisa disebabkan, karena tingginya
penggunaan peptisida oleh petani.
"Pemakaian peptisida yang berlebihan juga bisa mematikan predator, yang selama ini menjadi musuh hama tersebut," tegasnya.
Seperti diberitakan, sudah hampir dua pekan ini, ulat bulu (desiciria inclusa)
menyerang enam desa di lima kecamatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Serangan ulat kali ini tergolong terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Desa Sumber Kedawung dan Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, adalah daerah terparah
yang diserbu ulat yang menimbulkan gatal-gatal bila tersentuh itu. Kecamatan
yang warganya saat ini siaga dari serangan ulat ini diantaranya Leces, Tegal
Siwalan, Bantaran, Wonomerto dan Sumberasih.
"Ini kemungkinan besar, karena disebabkan oleh anomali cuaca," ujar Kepala Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Dr. Ir. Totok Himawan saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Kamis (31/3/2011).
Dia menjelaskan, ulat bulu cepat berkembang biak sejalan dengan cuaca buruk terus terjadi. Para predator selama ini menjadi musuhnya, tidak mampu bertahan hidup dengan kondisi cuaca seperti itu.
"Ada namanya braconid dan apanteles, jenis predator yang biasa memangsa ulat bulu," terangnya.
Populasi ulat bulu dengan sendirinya, kata dia, tak terbendung. Seperti terjadi di wilayah Probolinggo. Kasus yang sama, sambung dia, bisa juga terjadi di daerah lain. "Matinya predator, bisa mengembangkan populasi hama. Dan itu bisa terjadi dimana-mana hingga merambah pemukiman penduduk," sambungnya.
Totok mengungkapkan, ulat bulu akan berkembangbiak secara cepat, di lokasi hama itu bertelur. Jika dalam perkembangbiakkannya pada tanaman mangga. Secara pasti
bersamaan sirkulasi pertumbuhan hama itu, jenis tanaman yang dihinggapi akan
habis diserang.
"Kalau disitu banyak mangga, ya tanaman itu yang habis diserang. Jika media pertumbuhan telah habis. Ulat itu akan berkeliaran," ungkapnya.
Selain anomali cuaca dan tingginya curah hujan, lanjut Totok, cepatnya perkembangbiakkan hama ulat bulu juga bisa disebabkan, karena tingginya
penggunaan peptisida oleh petani.
"Pemakaian peptisida yang berlebihan juga bisa mematikan predator, yang selama ini menjadi musuh hama tersebut," tegasnya.
Seperti diberitakan, sudah hampir dua pekan ini, ulat bulu (desiciria inclusa)
menyerang enam desa di lima kecamatan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Serangan ulat kali ini tergolong terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Desa Sumber Kedawung dan Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, adalah daerah terparah
yang diserbu ulat yang menimbulkan gatal-gatal bila tersentuh itu. Kecamatan
yang warganya saat ini siaga dari serangan ulat ini diantaranya Leces, Tegal
Siwalan, Bantaran, Wonomerto dan Sumberasih.