Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai krisis yang terjadi di Mesir merupakan pelajaran bagi para penguasa yang memimpin negara manapun.
"Itu pelajaran bagi penguasa manapun agar benar-benar memperhatikan aspirasi rakyatnya," kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu di Surabaya, Sabtu (5/2).
Ia mengemukakan hal itu di sela-sela menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. "Krisis politik dan unjuk rasa menentang pemerintahan yang terjadi di Mesir itu diharapkan tidak menular di Indonesia," katanya.
Din berjanji akan mengawal dan kehidupan bangsa ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Muhammadiyah dan ormas - ormas lainnya yang akan mengawal bangsa ini agar tidak terjadi insiden dan tidak terjebak dalam krisis politik bangsa," katanya.
Hingga kini, pemerintah Indonesia telah memulangkan WNI di Mesir dalam dua gelombang. Dua gelombang WNI yang sudah pulang itu mencapai ratusan dari 6.000 WNI yang ada di Mesir.
"Itu pelajaran bagi penguasa manapun agar benar-benar memperhatikan aspirasi rakyatnya," kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu di Surabaya, Sabtu (5/2).
Ia mengemukakan hal itu di sela-sela menghadiri pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. "Krisis politik dan unjuk rasa menentang pemerintahan yang terjadi di Mesir itu diharapkan tidak menular di Indonesia," katanya.
Din berjanji akan mengawal dan kehidupan bangsa ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Muhammadiyah dan ormas - ormas lainnya yang akan mengawal bangsa ini agar tidak terjadi insiden dan tidak terjebak dalam krisis politik bangsa," katanya.
Hingga kini, pemerintah Indonesia telah memulangkan WNI di Mesir dalam dua gelombang. Dua gelombang WNI yang sudah pulang itu mencapai ratusan dari 6.000 WNI yang ada di Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar