Indonesia sudah mendekati parameter negara gagal dengan menduduki posisi 61 dari 177 negara menurut fail state index.
Hal ini di ungkapkan Sofyan Effendi, mantan rektor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dalam pertemuan tokoh lintas agama dengan forum rektor dan beberapa LSM lainnya di Jakarta, Jumat (4/2).
Menurutnya, posisi Indonesia sebagai negara gagal lebih rendah dari tahun lalu. Adapun ukuran yang digunakan adalah seberapa berat tekanan penduduk, kesenjangan kemiskinan, merosotnya pelayanan publik, delegitimasi negara, serta terpecah belahnya elite politik.
"Ini indikator ketidakmampuan pemerintah dalam melakukan tugasnya. Jika tahun depan turun lagi, negara kita akan masuk dalam kategori Red (negara rapor merah)," ujar Sofyan.
"Inilah tanda-tanda menuju negara gagal. Saya kira inilah yang membuat tokoh-tokoh agama dan forum rektor melakukan pertemuan ini," lanjutnya.
Tokoh-tokoh yang datang dalam pertemuan tersebit antara lain, Din Syamsuddin, Franz Magnis Suseno, Buya Syafi'i Ma'arif, Khalid Mohammad, Effendi Ghazali, Masdar Masluki, Anhar Gonggong, Badia Parizade Hendrik, Ray Rangkuti serta beberapa tokoh lainnya.
Mereka berkumpul dan merumuskan sebuah pernyataan yang secara tidak langsung mengkritik tentang berbagai permasalahan negara yang tak kunjung selesai dibawah pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal ini di ungkapkan Sofyan Effendi, mantan rektor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dalam pertemuan tokoh lintas agama dengan forum rektor dan beberapa LSM lainnya di Jakarta, Jumat (4/2).
Menurutnya, posisi Indonesia sebagai negara gagal lebih rendah dari tahun lalu. Adapun ukuran yang digunakan adalah seberapa berat tekanan penduduk, kesenjangan kemiskinan, merosotnya pelayanan publik, delegitimasi negara, serta terpecah belahnya elite politik.
"Ini indikator ketidakmampuan pemerintah dalam melakukan tugasnya. Jika tahun depan turun lagi, negara kita akan masuk dalam kategori Red (negara rapor merah)," ujar Sofyan.
"Inilah tanda-tanda menuju negara gagal. Saya kira inilah yang membuat tokoh-tokoh agama dan forum rektor melakukan pertemuan ini," lanjutnya.
Tokoh-tokoh yang datang dalam pertemuan tersebit antara lain, Din Syamsuddin, Franz Magnis Suseno, Buya Syafi'i Ma'arif, Khalid Mohammad, Effendi Ghazali, Masdar Masluki, Anhar Gonggong, Badia Parizade Hendrik, Ray Rangkuti serta beberapa tokoh lainnya.
Mereka berkumpul dan merumuskan sebuah pernyataan yang secara tidak langsung mengkritik tentang berbagai permasalahan negara yang tak kunjung selesai dibawah pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar