Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif menyatakan meski RUUK DIY saat ini sedang dalam proses pembahasan di DPR dan memunculkan dua opsi (pemilihan dan penetapan), namun ia optimistis pada akhirnya anggota DPR tetap akan memilih jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY melalui mekanisme penetapan.
"Saya optimis jabatan gubernur dan wakil gubernur masih untuk Sultan dan Paku Alam, jangan kuatirkan hal lainnya. Apalagi masalah tanah Sultan Ground tidak akan terjadi apa-apa. Insya Allah tidak akan terjadi," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu, 5 Februari 2011.
Buya Safi'i justru mempertanyakan, sikap dari Menteri Dalam Negeri (Mendgari) yang sama-sama dari Minang dengan tetap menginginkan adanya pemilihan untuk jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
"Saya justru mempertanyakan menteri dari Minang itu, karena saya juga dari sana sehingga saya mempertanyakan pernyataan dari Menteri Dalam Negeri," ujarnya.
Pernyataan Mendagri, kata Buya, adalah perintah dari presiden. Artinya, ujar Buya lagi, dapat dikatakan perintah itu berasal dari pemimpin bangsa, yang tidak berorientasi kepentingan bangsa ini ke depan. "Indonesia yang akan datang perlu pemimpin yang otentik," kata Syafi'i.
"Saya optimis jabatan gubernur dan wakil gubernur masih untuk Sultan dan Paku Alam, jangan kuatirkan hal lainnya. Apalagi masalah tanah Sultan Ground tidak akan terjadi apa-apa. Insya Allah tidak akan terjadi," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu, 5 Februari 2011.
Buya Safi'i justru mempertanyakan, sikap dari Menteri Dalam Negeri (Mendgari) yang sama-sama dari Minang dengan tetap menginginkan adanya pemilihan untuk jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
"Saya justru mempertanyakan menteri dari Minang itu, karena saya juga dari sana sehingga saya mempertanyakan pernyataan dari Menteri Dalam Negeri," ujarnya.
Pernyataan Mendagri, kata Buya, adalah perintah dari presiden. Artinya, ujar Buya lagi, dapat dikatakan perintah itu berasal dari pemimpin bangsa, yang tidak berorientasi kepentingan bangsa ini ke depan. "Indonesia yang akan datang perlu pemimpin yang otentik," kata Syafi'i.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar