Jakarta - Penyerang jamaah Ahmdiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, diketahui memakai penanda. Dalam video yang tersebar, penyerang memasang pita biru dan hijau di pakaian mereka. Apakah itu sebuah penanda?
Belum bisa dipastikan apakah tanda pita itu menandakan penyerangan memang sudah direncanakan. Belum diketahui juga apakah itu artinya penyerang kelompok yang terorganisir.
"Polri masih mendalami itu," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (10/2/2011).
Sebelumnya, terkait aksi penyerangan di Cikeusik dan Temanggung, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyatakan kerusuhan yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah, keduanya ada yang menggerakkan. Saat ini kepolisian masih berusaha mengejar aktor intelektual di balik kerusuhan tersebut.
"Terkait kejadian yang di Temanggung memang ada aktor intelektual yang menggerakkan. Baik di Temanggung maupun di Cikeusik, kita menduga kejadian tersebut terjadi karena ada pihak yang menggerakkan," kata Kapolri.
Hal tersebut dia sampaikan saat rapat dengan DPR beserta Menteri Agama di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/2/2011) malam.
Kapolri menjelaskan, dugaan ini muncul lantaran para pelaku berasal dari luar desa atau luar kecamatan, baik di Cikeusik atau pun di Temanggung.
"Kita saat ini masih fokus mengembangkan siapa aktor intelektual yang menggerakkan kerusuhan ini," imbuh Kapolri.
Belum bisa dipastikan apakah tanda pita itu menandakan penyerangan memang sudah direncanakan. Belum diketahui juga apakah itu artinya penyerang kelompok yang terorganisir.
"Polri masih mendalami itu," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (10/2/2011).
Sebelumnya, terkait aksi penyerangan di Cikeusik dan Temanggung, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyatakan kerusuhan yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, dan Temanggung, Jawa Tengah, keduanya ada yang menggerakkan. Saat ini kepolisian masih berusaha mengejar aktor intelektual di balik kerusuhan tersebut.
"Terkait kejadian yang di Temanggung memang ada aktor intelektual yang menggerakkan. Baik di Temanggung maupun di Cikeusik, kita menduga kejadian tersebut terjadi karena ada pihak yang menggerakkan," kata Kapolri.
Hal tersebut dia sampaikan saat rapat dengan DPR beserta Menteri Agama di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/2/2011) malam.
Kapolri menjelaskan, dugaan ini muncul lantaran para pelaku berasal dari luar desa atau luar kecamatan, baik di Cikeusik atau pun di Temanggung.
"Kita saat ini masih fokus mengembangkan siapa aktor intelektual yang menggerakkan kerusuhan ini," imbuh Kapolri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar