Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi di pertigaan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (10/2/2011) pagi. Aksi yang dihadiri oleh Ketua Umum IMM Pusat tersebut menyerukan agar Rezim SBY-Boediono secara legowo mengundurkan diri.
Aksi puluhan anggota IMM tersebut dimulai dari dalam kampus UMS. Setelah massa berkumpul di dalam kampus, selanjutnya menuju ke pertigaan Pabelan, Kartosuro. Penjagaan polisi sejak awal hingga akhir aksi cukup ketat untuk menjaga agar massa aksi tidak merangsek ke tengah jalan umum.
Dalam aksi tersebut, IMM menilai rezim SBY-Boediono telah gagal menjalankan amanat untuk menjaga kedaulatan rakyat. SBY-Boediono juga dinilai gagal memberantas korupsi seperti yang telah dijanjikannya sebelum memangku jabatan.
Ketua Umum IMM Pusat Ton Abdillah Haz, yang hadir dan ikut bergabung dalam aksi tersebut juga memberikan orasi. Dalam orasinya, Ton menilai negara dan rakyat telah salah urus karena rakyat salah memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang tidak tepat.
Dia menilai sebagian besar penyelenggara negara, baik di yudikatif, eksekutif, maupun legislatif, adalah orang-orang oportunis yang mencari keuntungan diri pribadi melalui kekuasaan yang dipegangnya. Bahkan sebagian lainnya dinilai sama sekali tidak memiliki kapabiltas untuk memegang kepercayaan memperjuangkan nasib rakyat.
Dalam seruannya, IMM mendesak rezim SBY-Boediono segera turun karena dinilai telah menyengsarakan rakyat. IMM juga menyerukan harga pangan diturunkan untuk menjamin kehidupan rakyat, serta ditegakkannya kedaulatan dari rongrongan kekuatan asing.
Dalam aksi tersebut mahasiswa juga membakar pocongan kertas yang ditulisi 'Buronan Rakyat RI' sebagai simbolisasi membakar para koruptor dan penjarah harta rakyat. Aksi pembakaran pocongan kertas itu sempat menimbulkan ketegangan dengan polisi karena aparat polisi dengan sigap langsung mematikan api yang berkobar.
Aksi puluhan anggota IMM tersebut dimulai dari dalam kampus UMS. Setelah massa berkumpul di dalam kampus, selanjutnya menuju ke pertigaan Pabelan, Kartosuro. Penjagaan polisi sejak awal hingga akhir aksi cukup ketat untuk menjaga agar massa aksi tidak merangsek ke tengah jalan umum.
Dalam aksi tersebut, IMM menilai rezim SBY-Boediono telah gagal menjalankan amanat untuk menjaga kedaulatan rakyat. SBY-Boediono juga dinilai gagal memberantas korupsi seperti yang telah dijanjikannya sebelum memangku jabatan.
Ketua Umum IMM Pusat Ton Abdillah Haz, yang hadir dan ikut bergabung dalam aksi tersebut juga memberikan orasi. Dalam orasinya, Ton menilai negara dan rakyat telah salah urus karena rakyat salah memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang tidak tepat.
Dia menilai sebagian besar penyelenggara negara, baik di yudikatif, eksekutif, maupun legislatif, adalah orang-orang oportunis yang mencari keuntungan diri pribadi melalui kekuasaan yang dipegangnya. Bahkan sebagian lainnya dinilai sama sekali tidak memiliki kapabiltas untuk memegang kepercayaan memperjuangkan nasib rakyat.
Dalam seruannya, IMM mendesak rezim SBY-Boediono segera turun karena dinilai telah menyengsarakan rakyat. IMM juga menyerukan harga pangan diturunkan untuk menjamin kehidupan rakyat, serta ditegakkannya kedaulatan dari rongrongan kekuatan asing.
Dalam aksi tersebut mahasiswa juga membakar pocongan kertas yang ditulisi 'Buronan Rakyat RI' sebagai simbolisasi membakar para koruptor dan penjarah harta rakyat. Aksi pembakaran pocongan kertas itu sempat menimbulkan ketegangan dengan polisi karena aparat polisi dengan sigap langsung mematikan api yang berkobar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar