Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai curhat Presiden SBY soal gajinya yang tidak naik-naik, sangat memalukan. Keluhan itu dianggap tak layak dikeluarkan oleh pemimpin bangsa yang rakyatnya masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan.
"Pernyataan Presiden memalukan sebagai pemimpin bangsa," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) FITRA, Yuna Farhan kepada wartawan di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Minggu (22/1/2011).
Farhan mengatakan, curhat SBY itu hanya mengukur dirinya sebagai kepala birokrasi. Menurutnya, jika yang dipakai adalah ukuran birokrasi, memang kenaikan gaji dalam waktu yang lama jarang terjadi. Namun, SBY seharusnya melihat realitas masyarakat yang hidup di luar birokrasi.
"Dia tidak hanya memimpin birokrasi, tetapi juga memimpin di luar birokrasi. Di luar sana, masih banyak rakyat yang hidup miskin," kritik Farhan.
Farhan menjelaskan, jika gaji SBY dinaikkan, malah berdampak naiknya gaji-gaji pejabat yang ada di bawahnya. Hal ini kian menimbulkan kesenjangan, karena masih banyak warga Indonesia yang hidupnya mengenaskan.
"SBY merasa dirinya berkorban. Dia hanya berkorban untuk birokrasinya. Kalau gaji dia naik, akan ngefek ke semua di bawahnya, dari Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Dirjen dan sebagainya," sebut Farhan.
Sebelumnya, SBY curhat soal gajinya yang tidak kunjung naik sejak 7 tahun terakhir. Ia mengatakan ini saat berbicara di Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, Kelapa Gaing, Jakarta Utara, pada Jumat (21/1) lalu.
"Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji Presiden belum naik," kata SBY.
"Pernyataan Presiden memalukan sebagai pemimpin bangsa," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) FITRA, Yuna Farhan kepada wartawan di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Minggu (22/1/2011).
Farhan mengatakan, curhat SBY itu hanya mengukur dirinya sebagai kepala birokrasi. Menurutnya, jika yang dipakai adalah ukuran birokrasi, memang kenaikan gaji dalam waktu yang lama jarang terjadi. Namun, SBY seharusnya melihat realitas masyarakat yang hidup di luar birokrasi.
"Dia tidak hanya memimpin birokrasi, tetapi juga memimpin di luar birokrasi. Di luar sana, masih banyak rakyat yang hidup miskin," kritik Farhan.
Farhan menjelaskan, jika gaji SBY dinaikkan, malah berdampak naiknya gaji-gaji pejabat yang ada di bawahnya. Hal ini kian menimbulkan kesenjangan, karena masih banyak warga Indonesia yang hidupnya mengenaskan.
"SBY merasa dirinya berkorban. Dia hanya berkorban untuk birokrasinya. Kalau gaji dia naik, akan ngefek ke semua di bawahnya, dari Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Dirjen dan sebagainya," sebut Farhan.
Sebelumnya, SBY curhat soal gajinya yang tidak kunjung naik sejak 7 tahun terakhir. Ia mengatakan ini saat berbicara di Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, Kelapa Gaing, Jakarta Utara, pada Jumat (21/1) lalu.
"Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji Presiden belum naik," kata SBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar