Jakarta - Kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi yang dilakukan mulai April 2010 membuat pengusaha SPBU Pertamina cemas. Sebab orang yang berpindah dari premium belum tentu mau membeli pertamax.
"Jadi kan kalau nanti ada pembatasan ini, berarti kan akan ada kapasitas cadangan pertamax yang lebih besar ketimbang Premium. Nah, berarti kan kita (SPBU lokal) akan menjual pertamax lebih banyak, tapi masalahnya kan pembeli belum tentu mau beli pertamax," tutur Anggota DPP Departemen SPBU Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Syarif Hidayat saat ditemui di peresmian Terminal Auto System Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Senin (20/12/2010).
Syarif mengatakan pemberlakukan kebijakan pembatasan BBM subsidi akan meningkatkan persaingan antara SPBU Pertamina dengan SPBU asing. Ini membuat pengelola SPBU Pertamina harus segera berbenah diri agar tidak ditinggal pelanggan.
"Dengan pembatasan BBM subsidi ini, jika jadi diberlakukan, kemungkinan kita (SPBU Pertamina) kehilangan potensi penjualan premium hingga 53% dari omset.
Diakui Syarif, besar sekali kemungkinan mereka yang beralih dari premium akan lari ke SPBU asing.
"Kan tidak berarti, mentang-mentang dibatasi mereka nanti akan mau membeli pertamax. Kan ada kemungkinan juga mereka akan beralih ke kompetitor (SPBU Asing)," imbuh Syarif.
Karena itu Hiswana menekankan agar melakukan peningkatan dari segi pelayanan, infrastruktur, serta fasilitas SPBU agar dapat bersaing dengan SPBU asing.
"Pembenahan ini perlu dilakukan oleh kita agar bisa bersaing dengan kompetitor. Kan kita tahu sejauh ini banyak kompetitor yang selalu utamakan pelayanan," ujar Syarief.
Seperti diketahui, rencana pembatasan BBM Bersubsidi akan diberlakukan pada akhir kuartal pertama tahun 2011 jika disetujui oleh komisi VII DPR RI.
Jadi mulai April 2011, mobil plat hitam dan plat merah tak boleh lagi mengkonsumsi BBM subsidi. Hanya kendaraan roda dua, roda tiga, angkutan umum, serta nelayan yang diperbolehkan pakai premium atau solar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar