Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ceramah soal Pancasila dalam World Cultural Forum (WFC) di Suzhou, China. Dalam ceramahnya, Mega menyampaikan dalam rangka menciptakan dasar multikultural, prinsip-prinsip dasar Pancasila bisa dipertimbangkan untuk diterapkan di belahan dunia mana pun, termasuk di China.
"Saya sangat menyarankan bahwa prinsip-prinsip dasar Pancasila dapat sepenuhnya dipertimbangkan dan diadopsi, di mana mengenai kemanusiaan, keadilan sosial dan persaudaraan di antara bangsa-bangsa adalah nilai-nilai utama untuk membangun dunia baru dan untuk memastikan perdamaian dunia, keadilan sosial dan kemakmuran rakyat," ujar Megawati.
Hal itu dikatakan Megawati saat menjadi keynote speaker di hadapan 500-an peserta WFC dari seluruh dunia, seperti rilis yang diterima detikcom, Rabu (18/5/2011). Forum ini diselenggarakan oleh Departemen Budaya Republik Rakyat Cina.
Dalam pidatonya, Megawati mengelaborasi satu per satu makna Pancasila. Ketua Umum PDI Perjuangan itu meyakinkan seluruh audiens bahwa nilai Pancasila itu sangat bermakna dalam kehidupan dan kebudayaan yang sangat beraneka ragam seperti di Indonesia.
"Kami sangat beruntung Bung Karno telah merumuskan Pancasila dari jantung budaya Indonesia dan ini telah menjadi landasan dasar Bangsa Indonesia," jelasnya.
Pancasila, katanya, sangat menekankan pada titik-titik kesamaan nilai-nilai dan praktik sosial yang telah lama melekat dalam masyarakat sejak dahulu kala.
"Saat kita menuju dialog multikultural, maka pemikiran pendiri negara Indonesia, Soekarno, sangat relevan untuk bisa dipahami," ujar Megawati.
Megawati menyatakan, WCF sangat penting dan bergengsi, apalagi dengan tujuan yang sangat baik. Dikatakannya, harapan menuju dunia yang harmoni adalah impian semua pihak dan negara.
"Termasuk salah satu pemikir terbesar Konfusius, yang telah mendedikasikan dirinya dalam mencari kedamaian dan harmoni. Upaya untuk mencari harmoni dan perdamaian di dunia, saya pribadi senang untuk menghadiri pertemuan semacam ini seperti Forum Peradaban Dunia di Qufu, kota kelahiran Konfusius tahun lalu di Cina, di mana saya diundang memberikan keynote speech," papar Megawati.
Bertemu Liu Yandong
Di sela-sela WCF, Megawati juga melakukan pertemuan dan dialog dengan salah satu tokoh utama pemerintah China, Liu Yandong. Dalam pertemuan itu, Liu Yandong, yang menjabat sebagai anggota Dewan Penasehat Negara China, menyambut hangat kunjungan Megawati.
Megawati disambut bukan hanya dalam kapasitas sebagai presiden ke-5 RI, tapi juga karena sejarah hubungan kedua bangsa, khususnya peran Presiden pertama RI Bung Karno yang telah meletakkan dasar-dasar persahabatan yang kokoh antara kedua bangsa.
"Pemerintah dan bangsa Tiongkok masih ingat betul, bagaimana Bung Karno dengan gigih memperjuangkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) agar menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Hal itu disampaikan Bung Karno dalam membangun tata dunia baru di PBB," ujar Liu.
Liu merupakan anggota dari politbiro Partai Komunis China. Sewaktu Menlu AS Hillary Clinton berkunjung ke China, Liu juga yang menerimanya.
"Saya sangat menyarankan bahwa prinsip-prinsip dasar Pancasila dapat sepenuhnya dipertimbangkan dan diadopsi, di mana mengenai kemanusiaan, keadilan sosial dan persaudaraan di antara bangsa-bangsa adalah nilai-nilai utama untuk membangun dunia baru dan untuk memastikan perdamaian dunia, keadilan sosial dan kemakmuran rakyat," ujar Megawati.
Hal itu dikatakan Megawati saat menjadi keynote speaker di hadapan 500-an peserta WFC dari seluruh dunia, seperti rilis yang diterima detikcom, Rabu (18/5/2011). Forum ini diselenggarakan oleh Departemen Budaya Republik Rakyat Cina.
Dalam pidatonya, Megawati mengelaborasi satu per satu makna Pancasila. Ketua Umum PDI Perjuangan itu meyakinkan seluruh audiens bahwa nilai Pancasila itu sangat bermakna dalam kehidupan dan kebudayaan yang sangat beraneka ragam seperti di Indonesia.
"Kami sangat beruntung Bung Karno telah merumuskan Pancasila dari jantung budaya Indonesia dan ini telah menjadi landasan dasar Bangsa Indonesia," jelasnya.
Pancasila, katanya, sangat menekankan pada titik-titik kesamaan nilai-nilai dan praktik sosial yang telah lama melekat dalam masyarakat sejak dahulu kala.
"Saat kita menuju dialog multikultural, maka pemikiran pendiri negara Indonesia, Soekarno, sangat relevan untuk bisa dipahami," ujar Megawati.
Megawati menyatakan, WCF sangat penting dan bergengsi, apalagi dengan tujuan yang sangat baik. Dikatakannya, harapan menuju dunia yang harmoni adalah impian semua pihak dan negara.
"Termasuk salah satu pemikir terbesar Konfusius, yang telah mendedikasikan dirinya dalam mencari kedamaian dan harmoni. Upaya untuk mencari harmoni dan perdamaian di dunia, saya pribadi senang untuk menghadiri pertemuan semacam ini seperti Forum Peradaban Dunia di Qufu, kota kelahiran Konfusius tahun lalu di Cina, di mana saya diundang memberikan keynote speech," papar Megawati.
Bertemu Liu Yandong
Di sela-sela WCF, Megawati juga melakukan pertemuan dan dialog dengan salah satu tokoh utama pemerintah China, Liu Yandong. Dalam pertemuan itu, Liu Yandong, yang menjabat sebagai anggota Dewan Penasehat Negara China, menyambut hangat kunjungan Megawati.
Megawati disambut bukan hanya dalam kapasitas sebagai presiden ke-5 RI, tapi juga karena sejarah hubungan kedua bangsa, khususnya peran Presiden pertama RI Bung Karno yang telah meletakkan dasar-dasar persahabatan yang kokoh antara kedua bangsa.
"Pemerintah dan bangsa Tiongkok masih ingat betul, bagaimana Bung Karno dengan gigih memperjuangkan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) agar menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Hal itu disampaikan Bung Karno dalam membangun tata dunia baru di PBB," ujar Liu.
Liu merupakan anggota dari politbiro Partai Komunis China. Sewaktu Menlu AS Hillary Clinton berkunjung ke China, Liu juga yang menerimanya.