Pemerintah Amerika Serikat tampaknya kian tak sabar melihat pergolakan yang terus berlangsung di Mesir. Juru bicara (jubir) Gedung Putih Robert Gibbs mencetuskan, pemerintah Mesir harus berbuat lebih banyak untuk memenuhi tuntutan-tuntutan demonstran akan perubahan politik.
Dikatakan Gibbs, Washington menunggu langkah-langkah nyata, konkret guna mempercepat transisi di Mesir.
"Apa yang Anda lihat terjadi di jalan-jalan di Kairo tidaklah begitu mengejutkan jika Anda melihat kurangnya langkah-langkah yang telah diambil pemerintah mereka untuk memenuhi kekhawatiran mereka," tutur Gibbs seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis (10/2/2011).
Hal ini disampaikan Gibbs setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Ahmed Aboul Gheit mencetuskan bahwa Washington ingin memaksakan kehendaknya pada Kairo.
Biden pada Selasa, 8 Februari waktu setempat, menyebutkan langkah-langkah yang harus diambil Mesir di tengah tak kunjung usainya aksi demo terhadap Mubarak. Menurut Biden, pemerintah Mesir harus segera melakukan reformasi politik dan mengakhiri UU keadaan darurat yang mengizinkan penahanan individu tanpa dakwaan.
Pernyataan Biden itu disambut kesal oleh Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit. "Ketika Anda bicara soal segera, secepatnya, sekarang, seakan-seakan Anda memaksa sebuah negara besar seperti Mesir, teman yang hebat yang selalu mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat, Anda memaksakan kehendak Anda padanya," cetus Gheit dalam wawancara dengan stasiun TV Amerika, PBS seperti dilansir Reuters, Kamis (10/2/2011).
Diimbuhkan Gheit, sejak awal dimulainya aksi demonstrasi di Mesir, dirinya sering marah dan kesal pada apa yang dianggapnya sebagai pesan membingungkan dari pemerintah AS seiring terjadi pergolakan di Mesir.
Dikatakan Gibbs, Washington menunggu langkah-langkah nyata, konkret guna mempercepat transisi di Mesir.
"Apa yang Anda lihat terjadi di jalan-jalan di Kairo tidaklah begitu mengejutkan jika Anda melihat kurangnya langkah-langkah yang telah diambil pemerintah mereka untuk memenuhi kekhawatiran mereka," tutur Gibbs seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis (10/2/2011).
Hal ini disampaikan Gibbs setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Ahmed Aboul Gheit mencetuskan bahwa Washington ingin memaksakan kehendaknya pada Kairo.
Biden pada Selasa, 8 Februari waktu setempat, menyebutkan langkah-langkah yang harus diambil Mesir di tengah tak kunjung usainya aksi demo terhadap Mubarak. Menurut Biden, pemerintah Mesir harus segera melakukan reformasi politik dan mengakhiri UU keadaan darurat yang mengizinkan penahanan individu tanpa dakwaan.
Pernyataan Biden itu disambut kesal oleh Menlu Mesir Ahmed Aboul Gheit. "Ketika Anda bicara soal segera, secepatnya, sekarang, seakan-seakan Anda memaksa sebuah negara besar seperti Mesir, teman yang hebat yang selalu mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat, Anda memaksakan kehendak Anda padanya," cetus Gheit dalam wawancara dengan stasiun TV Amerika, PBS seperti dilansir Reuters, Kamis (10/2/2011).
Diimbuhkan Gheit, sejak awal dimulainya aksi demonstrasi di Mesir, dirinya sering marah dan kesal pada apa yang dianggapnya sebagai pesan membingungkan dari pemerintah AS seiring terjadi pergolakan di Mesir.